This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 22 Juni 2013

CLOSE CIRCUIT TELEVISION ( CCTV ) part 1



Sebagai implikasi dari kemajuan teknologi dan kebutuhan akan keamanan serta pengawasan yang melekat, maka dikenal jaringan televisi (monitor) tertutup atau CLOSE CIRCUIT TELEVISION - CCTV. Tidak seperti pesawat penerima siaran TELEVISI, dimana dengan mudah kita dapat memilih siaran yang kita sukai dan kehendaki, maka pada rangkaian jaringan televisi tertutup (CCTV) i ni sudah sejak semula disambung dengan kamera yang terpasang dan ditempatkan menetap, baik dengan mempergunakan kabel atau tanpa kabel (wireless) PEMAKAIAN JARINGAN TELEVISI TERTUTUP (CCTV) Pada umumnya jaringan televisi tertutup - CCTV, dipergunakan pada sistim pengawasan dan keamanan ( control & security system ), misalnya pada supermarket, minimarket, ruangan satuan pengamanan, bank dan toko-toko emas, badan usaha milik negara, dan masih banyak lagi tempat-tempat penting yang sangat membutuhkan sistim keamanan tersebut 


PEMAKAIAN 

  • Pengawasan jalan raya dipersimpangan jalan . 
  • Pengawasan pengunjung bank dan perusahaan demi keamanan. 
  • Pengawasan, proses, operasi sistim di-pabrik2, dimana operator tidak dapat mengawasi, mendekati     proses tersebut secara langsung. 
  • Pusat-pusat pendidikan dan latihan, karena jumlah peserta yang jauh lebih banyak dari pengawasnya. 
  • Pelatihan olah raga dilapangan terbuka yang sangat luas. 
  • Diruangan dengan kamera2 tersembunyi (hide camera). 
  • Ditempat kebun binatang yang cukup berbahaya. 
  • Masih banyak lagi pemakaiannya


KAMERA

Yang pertama akan dibahas pada CCTV adalah KAMERA . Kamera ini akan mendeteksi gambar bergerak yang akan diteruskan secara elektronis, baik dengan atau tanpa kabel yang akan diteruskan ke-MONITOR. Biasanya kamera juga dapat memonitor dan medeteksi suara Kamera yang baik dan lengkap biasanya terdapat mekanisme penggerak, keatas-bawah dan kekiri-kanan yang disebut TILT-PAN control, kadangkala kamera ini juga dilengkapi dengan ZOOM jauh - dekat, semua kontrol ini dapat dilakukan secara manual atau otomatis, atau dengan kontrol jarak jauh ( remote ). TeleVisi Monitor Gambar bergerak yang dideteksi oleh kamera, perlu dikembalikan ke gambar bergerak yang utuh oleh perangkat yang disebut MONITOR , biasanya monitor diletakan berdekatan atau didalam ruangan pengawas, operator atau orang yang bertanggung jawab atas pengendalian CCTV ini. Pada umumnya cukup dengan 1 (satu) kamera dan 1 ( monitor ) sudah dapat berfungsi untuk mengawasi suatu bagian, sistim ( 5m ~ 30 m ) atau ruangan, kegiatan, dimana seorang operator-pengawas akan me-monitor diruangan lainnya kegiatan tersebut Pengembangan lebih lanjut adalah bahwa dengan 1 ( satu ) monitor dapat dilakukan atau disambung dengan 4 ( empat ) buah kamera bahkan lebih, sedangkan pada monitornya ditambahkan pengganti kanal gambar ( video switcher ), sehingga sang operator atau pengawas, dapat memindahkan atau memilih kamera mana yang dituju, secara permanen, atau bergantian. Pemilihan gambar ini dapat dilakukan secara manual atau otomatis berdasarkan tenggang waktu tiap gambar ( timer switch video channel), biasanya diatur 5 ~ 15 detik tiap gambar. Deteksi suara yang dimonitor juga akan mengikuti perpindahan video tersebut. lihat SISTIM CATU DAYA ( Power Supply Adaptor ) Sistim catu daya ( DC adaptor ) pada kamera biasanya 5 ~ 12 V DC, sedangkan input listrik AC adalah 100 ~ 220 VAC (switching power supply), dengan sumber arus listrik yang dekat dengan kamera ( kurang dari 5 m ), maka kebutuhan sumber catu daya untuk kamera dengan mudah dapat terpenuhi, lihat gambar 5 Namun akan menjadi masalah apabila sumber catu daya DC ke kamera terletak jauh sekali ( lebih dari 20 m ), sehingga memerlukan kabel tambahan yang perlu diperhitungkan secara teknis, karena adanya tegangan jatuh ( DC voltage drop ) pada adaptor tersebut, kecuali jiga voltage drop tersebut terjadi di sisi sumber listrik AC 100 ~ 220 V tersebut. Hal yang praktis adalah dengan memasang adaptor ditempat operator-ruangan kontrol, selanjutnya kabel DC adaptor tersebut dialirkan bersama kabel gambar ( A/V kabel ) mempergunakan jenis kabel " TRIAXIAL " ( 3 kabel coax sejajar ). Perlu diperhitungkan tegangan jatuh dari DC adaptor tersebut, yaitu dengan sumber DC adaptor diatur sedemikian rupa ( 18 ~ 35 V ), sedangkan pada tiap kamera ditambahkan regulator ( DC regulator ) yang cocok dengan kameranya ( 5, 8 atau 12 V DC ) Bahkan dengan penerapan sistim DC adaptor terpusat (ruangan operator), mudah untuk mematikan dan menghidupkan sistim pengawasan secara menyeluruh, mudah dan terpusat, terutama jarak antara ruang kontrol dan kamera jauh sekali ( 100 ~ 300 m).

PEREKAM VIDEO GAMBAR BERGERAK ( Digital Video Recorder )/ DVR

Dahulu untuk merekam gambar masih mempergunakan pita rekaman dengan format BETA atau VHS ( Video Tape Recorder ), tapi sekarang sudah tidak lagi mempergunakan pita perekam tersebut. Sekarang sudah dapat direkam pada HARDISK dengan memakai format MPEG 4, dengan durasi 150 Mbyte /Jam. Pada umumnya ada 2 ( dua ) macam perekam gambar bergerak yaitu : 
1. STAND ALONE Video Recorder ( mirip Video CD player atau amplifier ) 
2. Komputer ( PC ) 

Jumat, 19 Juni 2009

INTEGRATED CIRCUIT

IC (Integrated Circuit) - Chip



IC (Integrated Circuit) adalah nama lain chip. IC adalah piranti elektronis yang dibuat dari material semikonduktor. IC atau chip merupakan cikal bakal dari sebuah komputer dan segala jenis device yang memakai teknologi micro-controller lainnya.

IC ditemulan pada tahun 1958 oleh seorang insinyur bernama Jack Kilby yang bekerja pada Texas Intruments mencoba memecahkan masalah dengan memikirkan sebuah konsep menggabungkan seluruh komponen elektronika dalam satu blok yang dibuat dari bahan semikonduktor. Penemuan itu kemudian dinamakan IC (Integrated Circuit) atau yang kemudian lazim disebut chip. Beberapa saat setelah itu, Robert Noyce, yang bekerja pada Fairchild Semiconductor Corporation, menemukan hal serupa, meskipun mereka bekerja pada dua tempat yang berbeda.

Semenjak itu banyak riset yang dilakukan untuk mengembangkan IC (integrated circuit) atau Chip hingga saat ini. Seorang pendiri Intel, Gorden Moore, pada tahun 1965 memperkirakan bahwa jumlah transistor yang terdapat dalam sebuah IC akan bertambah 2 kali setiap 18 bulan sekali. Kecenderungan peningkatan jumlah transistor ini telah terbukti setelah sekian lama dan diperkirakan akan terus berlanjut.

Hal ini dapat dilihat pada perkembangan IC, sebuah 64-Mbit DRAM yang pertama kali di pasaran pada tahun 1994, terdiri dari 3 juta transistor. Dan microprocessor Intel Pentium 4 terdiri lebih dari 42 juta transistor dan kira-kira terdapat 281 IC didalamnya. Bahkan berdasar pada International Technology Roadmap for Semiconductor (ITRS), diharapkan akan tersedia sebuah chip yang terdiri dari 3 milyar transistor pada tahun 2008.

IC sendiri dipergunakan untuk bermacam-macam piranti, termasuk televisi, telepon seluler, komputer, mesin-mesin industri, serta berbagai perlengkapan audio dan video. IC sering dikelompokkan berdasar jumlah transistor yang dikandungnya:
SSI (small-scale integration): chip dengan maksimum 100 komponen elektronik.
MSI (medium-scale integration): chip dengan 100 sampai 3.000 komponen elektronik.
LSI (large-scale integration): chip dengan 3.000 sampai 100.000 komponen elektronik.
VLSI (very large-scale integration): chip dengan 100.000 sampai 1.000.000 komponen elektronik.
ULSI (ultra large-scale integration): chip dengan lebih dari 1 juta komponen elektronik.





Senin, 25 Mei 2009

Sistem kerja penerima televisi

Untuk mengetahui sistem kerja penerima televisi, kita harus mengetahui terlebih dahulu rangkaian televisi secara diagram, artinya kita tahu rangkaian apa saja yang terdapat dalam penerima televisi, baik hitam putih maupun berwarna.
Pada prinsipnya TV hitam putih atau berwarna adalah sama, yang membedakan hanyalah rangkaian pemroses warna/ regenerasi warna.

Karena secara prinsip sama, maka akan saya jelaskan prinsip kerja penerima TV secara umum (hitam putih/ berwarna).
Dibawah ini adalah gambar diagram blog televisi hitam putih,



Prinsip kerja :
Antena akan menangkap sinyal/gelombang elektromagnetik yang berasal dari antena pemancar berupa gelombang gambar dan suara, kemudian dari antena dilanjutkan ke rangkaian yang bernama tuner blok yang terdiri dari penguat RF, mixer dan oscilator lokal. Dalam tuner blok, sinyal dikuatkan oleh penguat RF dan dimasukkan kedalam mixer untuk dicampur dengan sinyal yang berasal dari oscilator lokal sehingga menghasil sinyal baru yaitu sinyal pembawa gambar menengah yang besarnya 38,9 MHz dan pembawa suara menengah 33,4 MHz. Kemudian sinyal-sinyal terebut dimasukkan ke rangkaian penguat IF video untuk dikuatkan dan difilter sehingga kuat dan bersih, kemudian dikirim ke rangkaian detektor video untuk di deteksi dan diambil satu sisi sinyal (negatif atau positif) dan dimasukkan ke video driver untuk dipisahkan sinyal video dan suara dan sinyal-sinyal yang lain diantaranya sinyal syncronisasi. Sinyal video dimasukkan ke penguat video sampai ke tabung gambar (CRT) melalui kaki katoda, sinyal suara masuk ke rangkaian suara yang pertama yaitu penguat IF suara, sedangkan sinyal syncronisasi masuk ke bagian syncrinisasi separator untuk dipisahkan antara sinyal syncronisasi horisaontal dan syncronisasi vertical. Sinyal syncronisasi vertikal masuk ke rangkaian vertikal yaitu, oscilator vertikal, vertical driver, dan output vertical kemudian dilanjutkan ke deflection yoke vertikal ( yaitu sebuah kumparan yang berfungsi untuk membelokkan berkas elektron yang terdapat pada CRT ke arah vertikal (atas dan bawah)
Sedangkan sinyal syncronisasi horisontal dimasukkan ke rangkaian horisontal yaitu, AFC ( Automatic Frekuency Control ), oscilator horisontal, horisontal driver, dan output horisontal kemudian dilanjutkan ke deflection yoke horisontal ( yaitu sebuah kumparan yang berfungsi untuk membelokkan berkas elektron ke arah samping ), disamping itu sinyal juga masuk ke transformator flyback untuk proses tegangan tinggi.

Rangkaian vertikal dan horisontal dinamakan dengan rangkaian pembentuk raster (raster circuit), karena dengan rangkaian tersebut maka berkas elektron akan tersebar ke seluruh permukaan layar, sehingga layar keluar cahaya (ini yang dinamakan raster). Pada raster akan terbentuk gambar karena adanya sinyal video yang dikirimkan oleh penguat video masuk ke CRT melalui kaki katoda.

Fungsi AGC (Automatic Gain Control) adalah untuk mengontrol penguatan penguat IF video terutama penguat IF I agar selalu stabil dan juga mengontrol penguatan penguat RF sehingga gambar akan selalu stabil.

Demikian sistem kerja penerima televisi secara umum dan singkat, semoga bermanfaat.

Senin, 06 April 2009

TRANSFORMATOR

Prinsip Kerja

Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder.

 Hubungan Primer-Sekunder

e=N\frac{\delta\phi}{\delta\,t} Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka \frac{\delta\phi}{\delta\,t}=\frac{V_p}{N_p}=\frac{V_s}{N_s} dimana \frac{V_p}{V_s}=\frac{N_p}{N_s} sedemikian hingga V_p\,I_p=V_s\,I_s Dengan kata lain, hubungan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer dengan lilitan sekunder

 kerugian Dalam Transformator

Perhitungan diatas hanya berlaku apabila kopling primer-sekunder sempurna dan tidak ada kerugian, tetapi dalam praktek terjadi beberapa kerugian yaitu:
  1. kerugian tembaga. Kerugian I^2\,R dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh resistansi tembaga dan arus listrik yang mengajisinya
  2. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah. Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan inti reluktansi rendah.
  3. Kerugian arus eddy. Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang membangkitkan GGL. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapis.

 Efisiensi

Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus \xi=\frac{P_o}{P_i}\,100% Karena adanya kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak dapat mencapai 100%

 Jenis-jenis transformator


[] Step Up

transformator step up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh

[] Step Down

Transformator step down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

[] Autotransformator

Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder.

[] Transformator Isolasi

Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor

PERENCANAAN PENGGULUNGAN
TRANSFORMATOR
Transformator adalah suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak – balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lain secara induksi electromagnet.
Suatu transformator terdiri dari 2 buah kumparan (gulungan) kawat email. Kumparan pertama disebut gulungan primer dan kumparan yang kedua disebut sekunder.
Bahan – bahan yang diperlakukan untuk menggulung suatu transformator antara lain :
<!--[if !supportLists]-->a. Kern <!--[endif]-->
Kern atau teras besi lunak yang terbentuk dari kumparan besi lunak yang mengandung silicon yang berbentuk seperti huruf E dan I

<!--[endif]--> <!--[if !vml]-->
<!--[if !supportLists]-->b. Koker<!--[endif]-->
Koker atau rumah atau tempat mengulung kumparan primer dan sekunder

<!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Kawat email
Kawat email yang terbuat dari tembaga yang dilapiskan bahan isolasi yang tahan panas.


Penentuan Gulungan atau volt
Pada system penggulungan trafo biasa terjadi penyimpangan kerugian Seperti kerugian kawat email dan kurang panas tidak diperhitungkan. Kerugian seperti ini sekitar 20% sampai 30% dari tembaga gulungan Primer.
Apabila kita ingin merencanakan gulungan sekunder 100 watt,maka Tenaga primer harus lebih 20% sampai 25% dari tenaga sukunder. Yang harus selalu diingat bahwa setiap kali tegangan gulungan Sekunder diberi beban tegangannya akan turun.


Keterangan :
I2 =arus yang mengalir ke beban
E1=tegangan gulungan primer dari PLN
E2=tegangan gulungan sekunder
Dinegara kita tegangan listrik berfrekuensi sekitar 50 sampai 60 Circle/second oleh sebab itu untuk menghitung gulungan pervolt kita.
Dapat memakai rumus:
Circle per second x 1 gulungan
Keliling besi kern untuk koker
Untuk menghindarkan panasnya transformator tenaga kita dapat memakai standar 56 circle/second sebagai dasar perhitungan
Jadi rumus perhitungan jumlah gulungan per volt:
56 x 1 gulungan
Keliling besi kern untuk koker

GULUNG PER VOLT
Yang dimaksud dengan gulungan per volt yaitu sejumlah gulungan kawat yang disesuaikan untuk tegangan sebesar 1 Volt.
Untuk menetapkan besar jumlah gulung per volt dipakai ketentuan :

Rumus : gpv = f / O
Dimana
Gpv = jumlah gulang per volt
f = frekuensi listrik (50 Hz)
O = luas irisan teras diukur dengan cm. (hasil kali dari lebar dan tinggi tempat gulungan

Contoh 1 :
Sebuah tempat gulung kawat transformator mempunyai ukuran lebar 2,5 Cm dan tinggi 2 cm. Besar jumlah gulungan per volt :
Jawab :

gpv = f / O
f = 50 Hz
O = 2,5 x 2 = 5 Cm2
gpv = 50 / 5
= 10 gulung / volt
(setiap 10 lilitan kawat berlaku untuk tegangan sebesar 1 volt)


Rabu, 14 Januari 2009

SISTEM PEMANCAR DI DUNIA

Sistem Pemancar di dunia ada 3 :
  1. EIA ( Electronic Industries Association )
  2. CCIR ( Committe Consultative International des Radio Communication
  3. EAST
selengkapnya download disini Blok Diagram